Wednesday, December 14, 2016

Uang Tunai VS Uang Non-Tunai

Gerakan Nasional Non Tunai. Apa itu ? Gerakan Nasional Non Tunai adalah gerakan yang dilakukan oleh Bank Indonesia untuk mengajak masyarakat Indonesia beralih dari alat pembayaran tunai menjadi non-tunai. 

Gerakan ini sendiri baru dimulai dikenalkan kepada masyarakat Indonesia pada tanggal 14 Agustus 2014. Oke, terus kenapa kita terutama saya sebagai mahasiswa harus mendukung gerakan ini ? Bukankah sudah lebih praktis dengan menggunakan uang kertas? 

Memang lebih praktis jika kita membayar semangkuk bakso dengan uang tunai dari pada menggunakan debit atau kredit, betul? Tapi itu dari skala kecil saja, tapi bagaimana jiga orang-orang yang transaksinya sudah besar seperti, mobil, motor, dan rumah ? 

Tentu saja ini akan merepotkan mereka dalam pembayaran baik ketika membawa uang di dalam koper atau ketika melakukan transaksi karena harus menghitung lembar demi lembar uang yang ada. 

Sebagai mahasiswa saya juga sangat terbantu dengan adanya gerakan ini, karena saya ga perlu lagi membawa uang semester yang banyak di tas, kemudian datang ke bagian keuangan kampus dan melakukan pembayaran, cukup repot. 

Pembayaran uang kuliah saya sudah sangat terbantu dengan cukup membayar uang kuliah lewat ATM dan nomor induk mahasiswa saya sebagai nomor tujuan pembayaran. Selain alasan keamanan, alasan kedua adalah sangat menghemat waktu dan tidak perlu mengantri untuk membayar. 

Oke, sebelum saya lanjutkan membahas tentang Gerakan Nasional Non Tunai ini, berikut adalah instrumen-instrumen pembayaran non-tunai yang menurut saya sangat banyak mahasiswa gunakan saat ini : 

1. Kartu ATM 
Ini jelas merupakan kartu wajib yang semua mahasiswa pasti memilikinya. Kartu ATM ini sangat membantu mahasiswa luar kota yang akan menerima uang bulanan dari orang tua mereka. 

Bayangkan jika mereka tidak memiliki ATM, mereka harus ke kantor pos untuk mengambil uang mereka yang sudah orang tua mereka paketkan. Saya sendiri sebagai mahasiswa sangat terbantu dengan adanya instrumen non-tunai yang satu ini, kenapa? 

Karena dengan kartu ATM ini saya tidak perlu membawa uang tunai yang banyak di dompet ketika akan pergi makan atau berbelanja, dengan seperti itu keinginan saya untuk berbelanja akan sangat berkurang dan juga saya dapat mengeluarkan uang secara teratur sesuai dengan jumlah yang saya butuhkan. 

Contohnya, dari pada saya menarik uang lima puluh ribu rupiah untuk sekedar membeli snack di supermarket , lebih baik saya membayar jajanan saya itu dengan kartu ATM, sehingga saya tidak perlu repot-repot menerima kembalian dan juga saya tidak akan tergoda untuk menggunakan uang itu untuk hal-hal yang tidak penting. Sangat membantu ? Jelas. 

2. Uang Elektronik (NFC). 
Ini adalah instrumen dari non-tunai yang sedang populer saat ini dikalangan masyarakat Indonesia. Salah satu uang elektronik yang berhasil menurut saya adalah T-Cash. 

T-Cash  adalah salah satu uang elektronik yang dibuat Telkomsel untuk mempermudah transaksi seorang konsumen dengan cukup melakukan tap sticker yang ada ke mesin yang sudah disediakan oleh toko-toko tertentu. Salah satu daya tarik yang membuat masyarakat mau memilik alat ini adalah karena banyak diskon yang cukup menarik jika kita membayar menggunakan T-Cash ini. 

Menurut saya dari sudut pandang mahasiswa, strategi yang dilakukan oleh Telkomsel sangatlah jitu dan membantu negara mengurangi uang tunai yang beredar di masyarakat. Saya sendiri menggunakan ini karena sangat membantu saya untuk melakukan pembayaran, selain memang mendapatkan diskon di restaurant yang sangat saya suka, saya tidak perlu repot-repot mengeluarkan uang dari dompet, cukup menempelkan sticker ini ke mesin yang ada. 

Selain itu T-Cash sendiri mempermudah kita dalam hal membeli pulsa. Sudah disediakan pilihan di dalam aplikasi T-Cash untuk membeli pulsa dengan harga yang sesuai dengan pulsa yang kita beli dan saya tidak perlu repot-repot lagi untuk pergi keluar. 

Selain itu sekarang uang elektronik ini sudah mulai digarap serius oleh berbagai bank dan smarthpone Samsung. Samsung sendiri mulai menambahkan kelebihan yang tidak dimiliki handphone lain yaitu menjadikan handphone mereka sebagai pengganti kartu kredit untuk melakukan pembayaran. 

Lalu kenapa Bank Indonesia begitu gempar melakukan kampanye Gerakan Nasional Non Tunai? Apakah mereka mulai malas mencetak uang kertas dan membuat uang koin? Tentu tidak. 

Perlu diketahui bahwa untuk mencetak, menyimpan, dan mendistribusi uang kertas, negara membutuhkan sekitar Rp 3.000.000.000,- (tiga miliyar rupiah). 

Angka yang cukup besar, dan bayangkan jiga seluruh rakyat Indonesia mampu membiasakan diri menggunakan uang non-tunai, angka sebesar itu dapat negara alokasikan untuk hal-hal yang lebih membutuhkan, seperti untuk pembangunan, perluasan pendidikan di Indonesia, atau bahkan dapat digunakan untuk memperbaiki jalan-jalan di Indonesia yang rusak. 

Selain itu dalam urusan kebersihan, menggunakan uang non-tunai jelas akan lebih higenis karena kita tidak perlu menyentuh uang tunai yang terkadang sudah kotor dan entah sudah berapa orang yang sudah memegang uang itu. Memang hal yang sepele bagi kebanyakan orang dan saya, tapi untuk orang-orang yang tidak bisa kotor ini sangat menganggu mereka. 

Hal yang terpenting lagi kenapa gerakan ini sangat ditekan betul oleh negara dan Bank Indonesia adalah untuk menekan angka inflasi yang beredar di Indonesia. Dengan adanya uang non-tunai ini maka jumlah uang tunai yang beredar di masyrakat sangatlah sedikit dan ini tentu akan sangat-sangat membantu negara mengurangi angka inflasi. 

Terus dengan berbagai kemudahan seperti itu kenapa masih ada orang-orang yang lebih memilih memakai uang tunai ? 

Kalo menurut saya sendiri masih banyak toko-toko yang tidak memiliki mesin pembayaran uang non-tunai, sehingga bagi konsumen lebih baik membawa uang tunai karena akan merepotkan ketika harus bolak-balik ke ATM hanya untuk mengambil uang. 

Selain itu juga dalam hal-hal urgent seperti tiba-tiba ban bocor yang tentu saja tidak dapat melakukan pembayaran dengan uang non-tunai. 

Pada intinya banyak orang Indonesia yang lebih merasa aman dan nyaman ketika memegang uang tunai, bagi toko-toko kecil pun mereka lebih memiloih menggunakan uang tunai karena mereka dapat melihat dan menghitung hasil keuntungan yang mereka peroleh hari itu secara nyata ada wujud uangnya. 

Jadi, kesimpulan saya adalah bahwa Gerakan Nasionan Non Tunai ini sangatlah menguntungkan sebenarnya jika negara dapat mensosialisasikan secara jelas kepada masyarakat. Sebagai mahasiswa sendiri saya sangat terbantu dengan adanya pembayaran uang semester yang dapat dilakukan melalui ATM. 

Gerakan ini sendiri dapat membantu negara untuk menekan angka inflasi yang ada di Indonesia. Kebiasaan bertahun-tahun menggunakan uang tunai sudah menjadi alasan pasti masyarakat Indonesia lepas dari uang tunai, tapi bisa jiga dilakukan dan dibiasakan secara pelan-pelan. 

Saya sendiri sudah melihat adanya kemajuan masyarakat Indonesia dalam menggunakan uang non-tunai dengan banyaknya masyrakat yang memiliki uang elektronik di handphone mereka. 

Jadi, apakah Indonesia bisa menjadi negara yang mayoritas masyarakatnya mengerti dan menggunakan uang non-tunai? Sulit tapi bisa.